ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING DIPERIODE 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) ANAK USIA 25-60 BULAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Authors

  • Afroh Fauziah Universitas Respati Yogyakarta
  • Giyawati Yulilania Okinarum Universitas Respati Yogyakarta

Keywords:

1000 HPK, Balita, Stunting

Abstract

Latar belakang: Prevalensi balita pendek (stunting) menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20% atau lebih. Persentase balita pendek di Indonesia masih tinggi (29%) dan merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi. Global Nutrition Report tahun 2014 menunjukkan Indonesia termasuk dalam 17 negara, diantara 117 negara, yang mempunyai tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting, dan overweight pada balita. Persentase stunting di DIY tahun 2017 adalah 19,8%, menurun dibanding tahun sebelumnya 2016 (21,84%), tahun 2015 (20,56%), dan tahun 2014(22,1%).

Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting diperiode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) pada anak usia 25-60 bulan. Faktor tersebut adalah berat  bdan bayi lahir, Riwayat pemberian ASI Ekslusif , riwayat pemberian MPASI, pola makan anak usia 25-60 bulan, pengaruh pola makan terhadap kejadian stunting pada anak usia 25-60   bulan,

Metode: Studi kasus dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, menggunakan case control, dengan jumlah sampel minimal 30 yaitu 15 kasus Balita pendek dan 15 Balita sehat usia 25-60 bulan sebagai kontrol. Lokasi penelitian di Puskesmas Wilayan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil: Bayi dengan berat badan saat lahir mengalami BBLR lebih berisiko 0,11 kali lipat mengalami kejadian stunting daripada yang normal.Anak yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif berpotensi 5,5 kali lipat lebih besar mengalami stunting dibandingkan dengan anak yanga mendapatkan ASI Ekslusif, Anak yang diberi MPASI dini, yaitu sebelum usia 6 bulan, akan berisiko 0.4 kali lipat mengalami kejadian stunting dan paling besar beresiko 2,5 kali lipat mengalamikejadian stunting. Anak yang mendapatkan asupan energi yang sesuai persen pemenuhan angka kecukupan gizi (AKG), akan berpotensi 6 kali lipat terhindar dari kejadian stunting dibanding yang asupan energinya tidak sesuai persen pemenuhan AKG

Downloads

Published

2022-12-20